Minggu, 17 November 2013

ABREVIASI


ABREVIASI
-          PENGERTIAN ABREVIASI
-          SINGKATAN
-          AKRONIM

Proses morfologis menurut Samsuri (1985:190) adalah cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan  morfem  yang  satu dengan  morfem yang lain. Bahasa-bahasa di dunia memiliki cara-cara tersendiri dalam proses pembentukan katanya sehingga proses morfologis tidak bisa ditemukan dalam setiap bahasa. bahasa indonesia adalah termasuk dari salah satu bahasa Austronesia yang didominasi oleh pembentukan kata melalui afiksasi .
Abreviasi adalah pembentukan kata yang dilakukan dengan cara menanggalkan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem, sehingga terbentuklah kata baru. Istilah lain untuk abreviasi adalah pemendekan, sedangkan hasil prosesnya adalah kependekan .
Abreviasi  dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
1.      Singkatan, yaitu proses pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf. Misalnya, ABRI, DPR, SMA, dan seterusnya.
2.      Akronim, yaitu pemendekan yang dilakukan dengan cara menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian-bagian lain, sehingga menyerupai kata secara fonotaktik. Misalnya, jasmerah (jangan sekali-sekali melupakan sejarah), tilang (tindakan pelanggaran).

CONTOH LAIN :
Abreviasi dari bentuk Sekolah Menengah Atas menjadi SMA adalah bukan akronim , tetapi hasil abreviasi dari Jakarta Bogor Ciawi menjadi Jagorawi adalah akronim .
-          Universitas Lambung Mangkurat = Unlam (akronim)
-          Sekolah Menengah Pertama = SMP (bukan akronim)
-          Kartu Tanda Penduduk = KTP ( bukan akronim)


2 komentar:

  1. Nama : jeni arina
    Nim : A1B110253
    saya ingin kelompok menjelaskan lebih rinci tentang singkatan dan akronim apa perbedaannya serta contoh selain yang ada di blog anda. Terimakasih

    BalasHapus
  2. Iya baik, saya dari kelompok 9 akan menjawab pertanyaan dari Jeni Arina

    Singkatan dan akronim merupakan bentuk pendek dari suatu kata atau gabungan kata. Berdasarkan definisi perbedaan antara kedua istilah ini dilihat dari apakah bentuk tersebut dapat diperlakukan sebagai suatu kata.

    Contoh :
    Singkatan
    (mis. K.H., PBB, hlm., yth., a.n., dan Rp) tidak bisa dianggap sebagai suatu kata, sedangkan contoh akronim (mis. SIM, Bulog, dan iptek) bisa. Perlakuan sebagai suatu kata ini biasanya dilihat dari pola susunan vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola yang lazim (dan mudah diucapkan) dalam bahasa Indonesia

    BalasHapus